Pages

Selasa, 11 Januari 2011

Cop Out

Kombinasi Yang Lumayan

Directed by Kevin Smith
Cast are Bruce Willis, Tracy Morgan, Juan Carlos Hernandez, Kevin Pollak, Adam Brody, Sean William Scott
Tagline : "Rock Out With Your Glock Out"


Sepertinya Bruce Willis memang masih mempunyai stamina untuk menjadi aktor laga meski terbilang usia nya yang sudah berkepala lima. Selain film ini, Bruce Willis pun membintangi film aksi laga lainnya, hanya saja saya tertarik dengan film ini dikarenakan faktor Tracy Morgan.

Selama ini Tracy Morgan lebih dikenal dari serial 30 Rocks, sebagai aktor yang keras kepala dan selalu membikin skandal. Dan sebenarnya terlihat sangat klop sekali dengan Bruce Willis yang memang selalu digambarkan sebagai karakter keras kepala.

Diceritakan Jimmy Monroe (Bruce Willis) dan Paul Hodges (Tracy Morgan) adalah pasangan detektif yang terkenal kecerobohannya. Suatu ketika, mereka berhasil mendapatkan informan Raul (Juan Carlos Hernandez) sebagai gembong narkotik meksiko. Ketika dilancarkan aksi menjebak Raul, terjadi insiden, hingga sang informan tewas.

Karena insiden itu, Jimmy dan Paul di skors dan disuruh menyerahkan lencana dan senjatanya. Padahal Jimmy membutuhkan pekerjaannya untuk membiayai pernikahan anaknya, Ava (Michelle Trachtenberg). Di lain tempat, Paul mencurigai istrinya, Debbie (Rashida Jones) berselingkuh dengan tetangga sebelah.

Jimmy akhirnya memutuskan untuk menjual kartu baseballnya yang katanya harganya 80 juta Dollar. ketika akan menjualnya, toko lelang itu dirampok oleh Dave (Sean William Scott).

Ternyata hilangnya kartu itu mengantar kan mereka ke Raul, yang memiliki hobi mengumpulkan pernak - pernik baseball. akhirnya Jimmy mengadakan negoisasi dengan Raul, agar dia bisa mendapatkan kembali kartu nya. Dari sinilah semua konflik terjadi.

Disini, Bruce bersama Tracy begitu klop. hanya saja disini Bruce tidaklah sekeras kepala seperti biasanya, disini dia lebih santai beda dengan Tracy yang begitu keras kepala (seperti biasanya) dan ceroboh.

Lucunya, ada banyak quote - quote dari film terkenal dan legenda disini, dan itu menjadi metode Tracy untuk menginterogasi dan praktik dia sebagai detektif. Ini lah poin kerennya dari Tracy.

Dari segi cerita, tidak ada yang spesial. Karena endingnya pasti sudah ketebak dari awal. Hanya saja dengan bumbu - bumbu ketidak sengajaan itu lah yang membuat film ini menjadi 'lumayan' menarik.

Meski kelucuannya rada di paksa, apalagi ketika ceritanya bergulir ke Kevin Pollak dan Adam Brody. juga ketidakharmonisan di endingnya yang bikin tidak enak untuk dilihat.

Overal Rating : 6/10


Minggu, 09 Januari 2011

Big Shot's Funeral a.k.a Da Wan

Menguak Pemakaman Yang Satir


Directed by Xiaogang Feng
Cast are Donald Sutherland, Rosamund Kwan, You Ge, Da Ying, Christopher Barden
Tagline : -

Kerjasama Columbia Pictures bersama China Film Group menyajikan sebuah cerita yang sangat lucu, menghibur dan mengejutkan. Meski lucu disini, bukan berarti film ini akan mengundang tawa terbahak - bahak, tapi film ini mampu menyajikan suguhan komedi satir.

Dimulai dari Tyler (Donald Sutherland), sutradara kondang dari Hollywood bermaksud untuk meremake film The Last Emperor, dari situ Lucy (Rosamund Kwan) meminta bantuan Yoyo (You Ge) untuk mendokumentasikan kegiatan Tyler. Meski awal - awal terlihat lancar - lancar saja dalam penggarapan film, Tyler merasa ada yang kurang hingga membuat dia malas - malasan untuk menyutradarainya.

Selama hal itu juga, Tyler menjadi akrab dengan Yoyo, walaupun sebenarnya Yoyo sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris.

Hal ini membuat Produsernya uring - uringan, karena film tersebut menyedot banyak dana. Akhirnya diputuskan untuk mengganti Tyler sebagai sutradara, dan diserahkan kepada sutradara yang naik daun dari MTV. Hal itu membuat Tyler cemas akan masa depannya, hingga akhirnya ketika tengah ngobrol dengan Yoyo, dia pingsan. Sebelumnya, Tyler meminta tolong untuk membuatkan pemakaman yang lucu untuk dia.

Melihat hal tersebut, Yoyo pun meminta bantuan kepada Louis Wang, temannya yang seorang EO terkenal di China untuk memberikan dana sekaligus konsep acaranya. Masalah belum selesai, ternyata pemakaman itu membutuhkan banyak dana. Akhirnya Yoyo dan Louis memutuskan untuk menggelar pelelangan pemasangan iklan ketika pemakaman Tyler.

Pelelangan itu mendadak menjadi kacau, karena banyaknya perusahaan yang ingin memasang brandnya. Kekacauan itu belum selesai, ketika tanpa Yoyo sadari, Tyler sudah sembuh dari sakitnya dan tidak didiagnosis akan mati.

Kekacauan itu lah yang menjadi kelucuan film ini. Dan tidak hanya itu pula, konsep pemakaman itu sebenarnya juga sanggup memberikan unsur lucu. Bayangkan saja pemakaman yang identik dengan kesedihan justru dikemas dengan konser musik yang megah, presentasi produk. Belum lagi ketika Tyler dan Yoyo tengah mengobrol, Tyler tidak tahu bahasa mandarin dan Yoyo tidak bisa bahasa Inggris. Tapi herannya mereka bisa nyambung.

Belum lagi pandangan Louis Wang terhadap orang asing, kelebaian dia membuat poin lucu tersendiri. Sekaligus menyentil kita dalam menyikapi orang asing.

Meskipun akhir cerita rada membingungkan dan mengejutkan.

Overal Rating : 7.5/10

City of Violence

Memang Seperti Kill Bill

Directed by Ryoo Seung-Wan
Cast are Ryoo Seung-Wan, Jeong Doo-Hong, Lee Beom-Soo, Jong Seok-Yoong
Tagline : -


Ketika melihat cover dari film ini, saya menjadi tertarik dengan kalimat "Korean Kill Bill". Mengingat saya adalah pemuja dari Quentin Tarantino, saya pun mencoba membuktikan embel - embel tersebut. Dari pertama kali film itu mulai, kita sudah disuguhi kekerasan yang absurd, lalu setelah cerita mulai mengalir, saya langsung tahu maksud dari embel - embel itu.

Di Kill Bill, sang Bride melakukan aksi balas dendam setelah calon suaminya tiba - tiba di bunuh secara brutal ketika akan dilangsungkan pernikahan mereka berdua, sedangkan di City of Violence, aksi balas dendam itu dilakukan oleh Tae-Su dan Seok-Hwan karena Wang-Jae sahabat mereka tiba - tiba dibunuh oleh gerombolan berandalan.

Di Kill Bill, setelah di telusuri ceritanya, ternyata memang pembunuhan itu beralasan dan disengaja, sama halnya dengan City of Violence.

Cerita dimulai ketika Wang-Jae dibunuh oleh gerombolan berandalan setelah gerombolan itu membuat rusuh di kafe miliknya. Tae-Su, inspektor polisi dari Seoul yang juga sahabatnya mendengar berita dari itu memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Di sana dia bertemu dengan sahabatnya di masa kecil, Seok-Hwan, Dong-Hwan dan Pil-Ho. Pemakaman pun berlangsung rusuh ketika Pil-Ho berseteru dengan Dong-Hwan.
Tae-Su memutuskan untuk mencari tahu kebenaran dari kasus itu, sampai akhirnya dia menemukan sebuah kebenaran yang sangat pahit. Dimana kebenaran itu menghancurkan sebuah kepercayaannya dengan masa lalunya.

Saya sangat salut sekali dengan peran Lee Beom-So disini, melihat film ini awal - awal anda akan sangat bersimpati sekali dengan aktor ini, tapi ketika cerita mengalir, simpati kita seperti luntur, meski kita masih bingung, dengan perubahan tersebut.

Sama halnya dengan kekerasan yang ditonjolkan sangatlah menarik, dan sangatlah mirip dengan Kill BIll, dari yang dikeroyok banyak orang, meski tidak sesadis Kill Bill. Hanya saja, tragis disini terlihat sangat menyiksa, mengingat kekejaman yang menimpa para tokoh ceritanya.

Tidak salah memang film ini mendapat embel - embel Korean Kill Bill, selain kemiripan ceritanya, kualitas dari film ini memang bagus. Tak heran film ini langsung menggebrak di New York ketika di rilis pertama kali pada tahun 2006.

Overal Rating : 8/10